Ganti Judul dan ALt sendiri

Seni Memuji Anak Dengan Sentuhan Tauhid

Seni memuji anak sesuai sunnah

Ayo siapa yang senang memuji anaknya, jika melakukan sesuatu? Tentu saja semua kita orang tua senang sekali memuji anak. Meskipun apa yang mereka lakukan kadang tidak sesuai ekspektasi. Bisa berhasil kadang gagal. Fokus utama kita sebagai orang tua bukan pada hasil akhirnya, tetapi pada proses. Tapi sudahkah kita mengapresiasi atau memuji anak kita dengan cara yang tepat. Sudahkah kita mengapresiasi mereka sekaligus menanamkan tauhid kepada mereka? Yuk kita bahas!

Tauhid Dalam Islam 

Apa Sih Tauhid?

Tauhid berasal dari kata wahhada yang berarti mengesakan, dan dalam Islam, tauhid mengacu pada keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Rabb yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Tauhid adalah inti dari ajaran Islam, dan merupakan dasar paling fundamental dalam keimanan seorang muslim. Tauhid terdiri dari tiga aspek utama:

1. Tauhid Rububiyyah

Keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara alam semesta. Allah-lah yang menghidupkan, mematikan, memberi rezeki, dan mengatur segala sesuatu di dunia ini.

2. Tauhid Uluhiyyah

 Keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah, dan segala bentuk ibadah hanya diperuntukkan kepada-Nya. Tidak ada yang boleh menjadi objek penyembahan selain Allah.

3. Tauhid Asma wa Sifat

Keyakinan bahwa Allah memiliki nama-nama yang indah (Asmaul Husna) dan sifat-sifat yang sempurna, sesuai dengan apa yang Dia kabarkan dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasul-Nya, tanpa menyerupakan-Nya dengan makhluk atau menafikan sifat-Nya.

Tauhid adalah inti dari syahadat, yang menjadi pintu masuk bagi seseorang untuk menjadi Muslim. Dengan mengucapkan "Laa ilaaha illallah" (Tidak ada Rabb selain Allah), seseorang menyatakan keyakinannya terhadap tauhid.

Kenapa Harus Menanamkan Tauhid kepada Anak?

Menanamkan tauhid kepada anak adalah salah satu kewajiban utama bagi orang tua sejak dini: 

1. Membangun Landasan Aqidah yang Kuat

   Tauhid adalah pondasi iman. Ketika seorang anak diajarkan tentang tauhid, ia dibekali dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini berada di bawah kehendak-Nya. Ini membentuk dasar aqidah (keyakinan) yang kokoh, yang akan menjadi pegangan anak dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

2. Mengajarkan Tanggung Jawab Spiritual

Dengan menanamkan tauhid, anak akan menyadari bahwa segala perbuatannya harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Mereka akan belajar bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala sesuatu, sehingga akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan menjalani kehidupan. Pemahaman ini akan menumbuhkan akhlak yang baik, sebab anak sadar bahwa Allah senantiasa mengawasi.

3. Menghindarkan dari Syirik dan Penyimpangan

Salah satu dosa terbesar dalam Islam adalah syirik, yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Dengan menanamkan tauhid sejak dini, anak akan tumbuh dengan pemahaman yang benar tentang siapa yang layak disembah dan dihormati. Mereka akan terhindar dari bahaya syirik, baik yang kecil maupun besar, serta dari berbagai bentuk penyimpangan akidah yang dapat menyesatkan.

4. Membentuk Kepribadian Tawakkal dan Bersyukur

   Anak yang paham tauhid akan selalu bersandar pada Allah dalam segala situasi. Mereka akan belajar tawakkal (berserah diri kepada Allah) setelah berusaha. Ini membentuk karakter yang kuat dan tidak mudah putus asa, karena mereka tahu bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Selain itu, tauhid juga mengajarkan anak untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, karena semua yang ada di dunia ini adalah karunia dari-Nya.

5. Memberikan Rasa Tenang dan Percaya Diri

   Anak yang memahami tauhid akan merasa tenang dan percaya diri dalam menjalani hidup. Mereka tahu bahwa Allah adalah Pengatur segala urusan, dan tidak ada yang perlu ditakuti kecuali Allah. Pemahaman ini membantu mereka menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijak, dan tidak mudah tergoda oleh godaan dunia.

Seni Memuji Anak Dengan Sentuhan Tauhid 

Dalam mendidik anak, memuji menjadi bagian penting untuk membangun kepercayaan diri dan motivasi mereka. Namun, sebagai orang tua, kita harus memastikan bahwa apresiasi yang diberikan tidak melampaui batas yang justru bisa menjerumuskan anak dalam rasa ujub (berbangga diri). Agar pujian ini tetap mengandung nilai tauhid dan menjaga hati anak dari kesombongan, kita bisa menggunakan pendekatan sesuai sunnah. Ada tiga hal yang bisa kita terapkan saat memuji atau mengapresiasi anak kita: 

1. Ucapkan Kalimat Tayyibah

Kalimat Thoyyibah merupakan kalimat yang baik yang penuh doa keberkahan. Setiap kali anak melakukan hal baik atau meraih pencapaian, mulailah dengan memuji Allah serta mengucapkan doa keberkahan untuk anak. Hal ini akanmengajarkan anak kita bahwa semua yang baik berasal dari Allah dan semua kesuksesan adalah bagian dari rezeki dan karunia-Nya. 

Diantara contoh kalimat thoyyibah yang bisa kita ucapkan; 

- "Masya Allah, Allah memberkahi usahamu!"

- "Alhamdulillah, semoga Allah senantiasa memberimu keberkahan dalam setiap langkahmu."

- "Barakallahu fik, "

Mengucapkan kalimat-kalimat thoyyiban ini tidak hanya mencegah kita dari memuji secara berlebihan, tetapi juga menanamkan rasa syukur pada anak sejak dini. Anak akan belajar bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, dan keberhasilan bukanlah semata karena kemampuan atau kehebatan pribadi kita semata. 

2. Fokus Pada Proses Bukan Hasil Akhir 

Selain memberikan doa untuk keberkahan anak kita, penting juga untuk fokus pada proses yang dilalui anak, bukan hanya pada hasil yang diraih. Sebagian kita (kadang termasuk Umma) terburu-buru mengapresiasi akhirnya membuat anak. ujub. Jadi pastikan sebelum kita memuji tanamkan pada anak bahwa usaha dan ketekunan lebih bernilai daripada hasil. Semoga dengan cara ini anak akan terhindar dari rasa bangga yang berlebihan terhadap hasil, dan sebaliknya akan menghargai proses belajar yang mereka lalui. 

Misalnya, ketika anak berhasil menyelesaikan tugas sekolah dengan baik, kita bisa mengatakan:

- "Subhanallah, Ibu senang sekali melihat kamu sangat tekun dan tidak menyerah meski tugas ini sulit."

- "Alhamdulillah, usahamu sungguh luar biasa. Semoga Allah selalu memberi kekuatan untuk tetap berusaha."

Dengan fokus pada proses, anak akan belajar bahwa proses bekerja keras dan berusaha adalah bagian dari ibadah. Ini juga akan membantu anak memahami bahwa kegagalan pun bisa menjadi pembelajaran, asalkan diiringi dengan usaha yang baik dan tawakal kepada Allah. Jadi meskipun anak gagal sekalipun kita perlu mengapresiasi mereka dengan usaha yang telah mereka lalui. Jangan hanya saat mereka berhasil saja. 

3. Tanamkan Tauhid Melalui Dialog 

Hal penting lainnya yang harus kita lakukan saat mengapresiasi anak adalah menanamkan pemahaman tauhid bahwa semua yang kita raih adalah atas kehendak dan pertolongan Allah. Sebuah dialog tauhid bisa mengajarkan anak bahwa meskipun mereka berusaha, hasil akhir tetap ada di tangan Allah. 

Melalui pendekatan ini, anak akan terhindar dari rasa sombong dan selalu bersandar kepada Allah dalam segala hal.

Misalnya, ketika anak berhasil dalam suatu hal, kita bisa mengajak berdialog:

- "Alhamdulillah, Allah memberi kamu kemudahan dan kemampuan untuk menyelesaikannya. Tanpa pertolongan Allah, kita tidak bisa melakukan apa-apa."

- "Iya, kamu sudah berusaha keras, dan hasilnya adalah karena Allah memberikan pertolongan-Nya."

Dialog tauhid seperti ini akan membuat anak sadar bahwa pencapaian mereka bukan semata hasil usaha mereka sendiri, melainkan hasil dari kombinasi usaha, doa, dan takdir Allah. Penanaman tauhid seperti ini diharapkan anak akan tumbuh dengan pemahaman bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, dan keberhasilan bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan secara pribadi. Semua atas kemudahan dari Allah. 

Penutup

Memuji anak yang sesuai sunnah adalah dengan apresiasi yang mengedepankan nilai-nilai tauhid, menanamkan rasa syukur, dan menjauhkan anak dari ujub atau rasa bangga diri yang berlebihan. Dengan mengucapkan kalimat tayyibah, memfokuskan pada proses, dan mengajak anak berdialog tentang peran Allah dalam setiap pencapaian, kita bisa membesarkan anak yang bukan hanya percaya diri, tetapi juga senantiasa merendah dan bersandar pada Allah dalam setiap usaha dan langkah hidupnya. Biidznillah. 

Oh ya menurut sahabat Umma apalagi ya seni atau cara memuji anak dengan menanamkan nilai tauhid kepada mereka. Sharing yuk di kolom komentar. Jangan lupa baca juga bahasan Umma tentang Pentingnya Mendidik Anak Berorientasi Akhirat. . Semoga bermanfaat. 

Posting Komentar