Ganti Judul dan ALt sendiri

Saat Jadi Ibu Emosian, Apa Yang Perlu Dilakukan?

Ibu Emosian

Ibu suka emosian? Kesenggol dikit aja langsung emosi meledak tidak karuan? Sering menyesal dan ingin berubah? Tapi refleks emosian lagi saat anak-anak bertingkah di luar batas kewajaran. Apa yang harus dilakukan saat ibu "emosian" menyadari kekurangannya ini dan ingin merubahnya? Bisa, atas izin Allah ibu! Ayo berubah!

Ibu, Tugas Mulia Dari Allah

Tentu saja mendengar kata ibu kita sebagai perempuan akan merasa memiliki tanggung jawab. Ketika anak pertama kita lahir ke dunia, maka tanpa perlu diumumkan. Kita sebagai perempuan sudah tanggap bahwa status kita sudah berubah menjadi seorang ibu. Ini fitrah yang memang sudah Allah takdirkan pada perempuan.
Tanpa pelantikan dan tanpa gelar. Tapi betapa mulianya seorang ibu. Seorang anak wajib memuliakan ibunya 3 kali dibandingkan ayahnya. Sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, Sanadnya Hasan)

Meskipun sadar atau tidak ibu adalah tanggung jawab yang besar terhadap anak-anaknya. Bagaimana seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Sungguh mulia menjadi seorang ibu. Tanpa istirahat dan harus membersamai anak-anak 24 jam lamanya. Lalu ketika tanggung jawab tersebut tidak bisa dikerjakan sepenuhnya? Apakah kedudukan ibu dihadapan Allah tidak lagi mulia? Tentu tidak ada, setiap perjuangan sesuai kemampuan akan dibalas Allah. Tetaplah berjuang wahai ibu, meskipun tertatih dan sering galau membersamai anak-anak. Teruslah hadang badai dan terus berbuat lebih baik..

Jika kita merasa pengasuhan kita tidak baik atau dalam keadaan tidak sehat. Hal yang perlu kita lakukan adalah sadari dan mulailah berubah perlahan dengan kesungguhan ingin memperbaiki.

Kenali dan Pelajari Emosi Marah

Tak bisa dipungkiri hampir sebagian perempuan bernama ibu memiliki emosi yang meningkat saat membersamai anak-anak. Marah yang terkontrol maupun meledak-ledak banyak ditemui di rumah-rumah yang di dalamnya ada ibu dan anak-anak. Ada saja hal yang membuat seorang ibu akhirnya meluapkan emosi marahnya kepada anak. Bukan tanpa alasan, kadang prilaku anak menyebabkan emosi marah seorang ibu keluar. Bahkan marahnya tidak bisa dikontrol dengan baik. Akibatnya kadang membahayakan dirinya bahkan kadang anaknya. Lalu jika terlanjur terjadi maka yang perlu ibu lakukan adalah mulai kenali emosi marah dan bertemanlah dengan emosi tersebut.

Sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku ini hanya manusia biasa, aku bisa senang sebagaimana manusia senang, dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah” HR Muslim (no. 2603).

Ketika kita menyadari marah itu maka segeralah mengontrol dengan baik. Marah merupakan bara api yang dikobarkan oleh setan ke dalam hati manusia untuk merusak diri mereka bahkan agama. Karena dengan kemarahan yang berlebihan seseorang bisa gelap mata kemudian melakukan tindakan yang berakibat buruk bagi dirinya, orang lain bahkan agamanya.
Jika kita menyadari emosi marah sudah mendarah daging (alias dikit-dikit marah alias emosian) di jiwa kita. Maka hal pertama kita lakukan adalah menahan marah tersebut dengan baik.

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ »

“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah”[HR al-Bukhari (no. 5763) dan Muslim (no. 2609)]

Sangat banyak dalil Al-Qur'an dan hadits yang membahas tentang marah. Bahkan hadits termasyhur tentang marah adalah balasan surga bagi orang yang bisa menahan marah. Benarlah adanya surga itu didapat dengan tidak mudah, butuh perjuangan. Meskipun marah dipandang sepele dan mudah dikendalikan. Kenyataannya mengendalikan marah adalah butuh perjuangan untuk mewujudkannya.

Tetapi bukan berarti ketika kita emosian dan menyatakan sulit untuk menahannya kemudian tetap membela diri. Yang perlu kita lakukan adalah kenali emosi tersebut dengan baik dan mulia meredam emosi tersebut dengan kerja keras. Insyaallah perlahan bisa terwujud.

5 Hal Yang Bisa Dilakukan Ibu Emosian Untuk Berubah

Dalam Islam sudah diajarkan bagaimana seseorang bisa menahan amarah termasuk bagi ibu emosian. Berikut 5 hal yang bisa diterapkan oleh ibu emosian untuk berubah:

1. Meminta perlindungan kepada Allah Dari Godaan Setan Yang Terkutuk

Saat kita menyadari bahwa emosi kita akan mulai meledak akibat anak kita maka berdoalah untuk meminta perlindungan dari Allah. Karena sadarilah emosi tersebut kian meledak karena bisikan setan maka kita dianjurkan untuk memohon pertolongan kepada Allah dari godaan setan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُهُ

“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan, 252. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1376)

2. Diamlah

Banyak dari kita saat marah itu datang melakukan hal-hal yang diluar kendali. Seperti sumpah serapah, memukul, melempar barang-barang, keluar kalimat laknat, keluar kalimat kufur hingga kalimat cerai. Maka jika kita sadar emosi kita memuncak maka diamlah. Hal ini akan membantu sekali lho Sahabat Umma. Jika awalnya kita akan melakukan hal diluar kendali, dengan diam emosi kita semakin turun ke level nol. Cobalah.

3. Ganti Posisi

Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ  وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ

“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Benar adanya saat kita emosi, setan akan menghasut kita melakukan hal di luar kendali kita. Maka jika kita telah menyadari hal tersebut mulailah ubah posisi ke level terendah yang membuat kita lebih tenang. Hal ini tidak akan membuat kita terlihat buruk dengan mengubah posisi. Apalagi di depan anak-anak, mungkin saja kita gengsi mengubah posisi. Tapi percayalah ibu akan terlihat kuat jika bisa meredam emosi dengan baik. Jadi tetap lakukanlah.

4. Berwudhu lah

Jika dirasa jiwa semakin tenang, maka segeralah ambil wudhu. Hindari pemicu marah sejenak hingga kita lebih tenang dan bisa menghadapi masalah dengan kepala dingin. Diam bukan berarti kalah tapi diam adalah kemenangan.  Terutama kemenangan dalam melawan setan laknatullah.

Dari Athiyyah as-Sa’di Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah bersabda:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

5. Ingatlah Balasannya Adalah Surga

Jika kita sudah mencap diri kita ibu emosian maka jangan sampai dengan label tersebut kita leluasa untuk memarahi anak hingga brutal. Tetap tenang dan terus berusaha meredam serta mulai lakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Sadari bahwa marah tersebut adalah hal yang tidak baik dan harus segera dikendalikan. Apalagi balasan dari orang yang bisa mengendalikan marah tersebut tidak main-main adalah surga.

Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas,

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih lighairihi)

Penutup

Ibu emosian juga manusia dan perlu dukungan dari orang terdekat seperti suami, saudara, teman, sahabat maupun kaum muslimin. Karena tidak semua ibu emosian menyadari bahwa sifat emosian tersebut tidak baik dan berdampak buruk bagi dirinya maupun anaknya.
Ibu emosian akan bisa berubah dengan dukungan semua pihak terutama dirinya sendiri. Oh ya jangan lupa untuk terus belajar dan belajar ilmu agama agar semakin menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi ibu terbaik yang kelak akan dibanggakan oleh anak di hadapan Allah Taala. Ibu yang berjuang meredam amarah demi surganya Allah. Meredam amarah demi mengharapkan keridhoan Allah. Masya Allah betapa indahnya seorang ibu yang bisa berjuang menjadi ibu yang tenang dan bijak dalam bersikap. Selamat berjuang ibu emosian, semoga label ibu emosian, ibu pemarah segera lenyap. Benarlah adanya bahwa ilmu itu adalah cahaya. Cahaya yang akan menunjukkan seseorang (ibu emosian) dari yang gelap menuju yang terang. Selamat terus belajar, perbanyak berkumpul dengan orang sholeh (support system terbaik) yang saling nasehat menasehati bukan menghakimi, perbanyak ibadah dan membaca Alquran (agar hati menjadi tenang) dan teruslah berubah meskipun tertatih. Merubah diri tidak seperti membolak-balikan telapak tangan, butuh perjuangan di dalamnya karena balasannya surga Allah. (Tujuan terakhir kehidupan kita).

17 komentar

  1. Terima kasih, Kak ini kembali mengngatkan dan menguatkan orang tua agar bisa mengelola emosi dengan baik. Masya Allah dengan menjaga diri dari marah aja dapat kabar gembira surga.

    BalasHapus
  2. baik orangtua (ayah dan ibu) atau siapapun, kalau udah marah memang sebaiknya diam dulu ya beberapa saat untuk menjernihkan pikiran dan membuat diri lebih tenang

    BalasHapus
  3. Dulu aku juga sumbu pendek banget lhooo. Tapi alhamdulillah sekarang udah ngga parah. Seringkali kalau udah mau mara-mara mending aku menenangkan diri, berdiam diri dan istighfar. Semakin anak-anak udah gede, mereka juga udah makin ngerti sih. Masya Allah.

    BalasHapus
  4. Sebagai orang yang emosian, memang rasanya menantang banget ketika menghadapi tingkah laku anak yang terkadang di luar nurul :) Namun makin kesini seperti makin let it go aja dan mencoba berbagai cara supaya tetap sane dalam membersamai anak :)

    BalasHapus
  5. Jadi ibu emang mulia banget yaa karena hadiahnya surga. Wajib diingat terus nih. Jangan sampai ibu marah2 terus lalu anak jadi menjauh dan berlanjut sampai dewasa.

    BalasHapus
  6. Tetangga saya sangat emosian. Anaknya melakukan hal yang sewajarnya anak-anak, langsung meledak dan akhirnya keluar kata-kata tidak bagus. Padahal ucapan ibu adalah doa juga.
    Jadi solusinya ada pada ibu juga. Kalau berkaitan dengan anak yang bikin emosi. Emosi perlu, tapi sesuai takarannya juga. Kalau tidak, semuanya akan kacau.

    BalasHapus
  7. Tugas menjadi seorang ibu itu memang tak mudah, ya, umm. Banyak sekali tantangannya. Tetapi dengan manajemen emosi yang baik dan ingat tujuan akhirnya adalah untuk mendapat rido Allah, insyaAllah akan memperingan tugas sehari-hari seorang ibu

    BalasHapus
  8. Menjadi seorang Ibu ternyata tidak mudah. Selain dia masih harus memperhatikan mental anak, seorang ibu juga harus memperhatikan mentalnya sendiri. Sementara, bisa jadi masalah datang salah berganti sehingga kadang membuat Ibu emosi. Tapi selama semua dijalani dengan Ikhlas dan selalu berpegang teguh pada Allah, maka semua akan menjadi pahal di Surga.

    BalasHapus
  9. Menjadi orang tua memang gak mudah sih kak, termasuk menjadi ibu. Butuh kesabaran luar biasa kalau semisal anak lagi nakal-nakalnya. Semoga selalu jadi ibu yang diberi kesabaran kak

    BalasHapus
  10. pasti beneran berbeda saat menjadi ibu dan harus menahan sabar. memposisikan diri menjadi bijaksana bukan hal yang mudah namun menjadi ibu membuat pribadi akan lebihhhhhh bijak lagi dalam setiap keputusan dan langkah

    BalasHapus
  11. Butuh support system juga sih ya untuk ibu belajar manajemen emosi. Soalnya kalau lingkungan ngga mendukung yang ada malah stress sendiri

    BalasHapus
  12. Huhu.. Merasa tertampar aku tuh baca artikel umma. Keknya kudu baca banyak hadis tentang marah nih, termasuk nerapin 5 hal di atas.

    BalasHapus
  13. relate banget sih kak, jadi ibu tuh godaan, ujian dan tantangannya banyak banget termasuk mengelola emosi ( which is bukan hanya marah ya). kalau aku pribadi sih mengelola emosi itu proses yang gak instan, belajar dari setiap kejadian dan terus begitu. kadang lost kadang bisa rem, tapi kebanyakan ngereognya sih, hihihi. yaaah masih berproses lah ya, yang paling penting sih, support systemnya juga mendukung ibu bisa mengelola emosi

    BalasHapus
  14. huaa, ini aku masih begini, huhu :( sedih sih.. paling kalo pas emosi, aku istigfar, agak ngejauh dengan inhale exhale (sadar nafa maksudnya ^^). semoga Allah mudahkan aku untuk menjadi ibu yang lebih lembut, penyayang, berhati lapang dan bersyukur dengan keadaan, Aamiin..

    BalasHapus
  15. Beberapa hal yang paling saya takutkan kalau jadi seorang ibu, terjawab semua di artikel ini. Saya belum punya anak, tapi Insya Allah saya akan mempersiapkannya dari sekarang. Terima kaasih mbak artikelnya Masya Allah ❤️

    BalasHapus
  16. Aku pikir yang namanya Ibu tukang marah ini hanya pas anak-anak masi toddler aja. Tapi ketika anak sudah pra-teen bahkan teenegers pun, namanya marah juga ada siih.. Kayanya tiap fase pertumbuhan, ujiannya beda-beda yaa..

    Dan satu yang selalu aku inget inget kalo pas mau marah.
    Diam. Biar gak keluar kata-kata yang mungkin bisa jadi doa yang buruk bagi anak.
    Naudzubillahi min dzalik.

    BalasHapus
  17. setuju nih, mengendalikan emosi itu memang butuh effort yg luar biasa dan pastinya selain tips diatas juga perlu kesadaran diri si,

    BalasHapus