Sahabat Umma tentu saja kita sebagai orang tua menginginkan anak yang percaya diri. Tapi tentu saja kepercayaan diri tidak dapat secara instan. Ada andil orang tua dan lingkungan keluarga di dalamnya. Jangan berharap ana percaya diri tanpa faktor pendukung utama yaitu keluarga. Lalu apa saja sih penyebab anak kurang percaya diri. Yuk kita obrolin bareng-bareng!
Saat ini Umma juga sedang berjuang untuk bisa menghapus dosa jariyah yang Umma dan nenek moyang lakukan. Upss .. (Mohon doanya).
Yuk Kenali Penyebab Anak Kurang Percaya Diri!
Suka Dibanding-bandingkan
Kesalahan yang sering tidak disadari oleh kita sebagai orang tua adalah membandingkan diri anak kita dengan anak orang lain atau dengan saudaranya sendiri. Padahal setiap anak unik, mereka adalah masa depan terbaik yang memiliki kelebihan masing-masing. Mereka memiliki kelebihan masing-masing bisa lebih di akademik, penyayang, patuh dan semuanya hal yang wajib di syukuri bukan dibanding-bandingkan.
Pola pikir tersebut keliru, padahal Allah memberikan semua itu berbeda-beda. Jadi perlu nih kita belajar untuk mengendalikan diri dan lisan untuk tidak membandingkan anak kita.
Mudah Sekali Membully Anak Sendiri
Sebagian orang tua tidak menyadari kelebihan anaknya dan kemudian membully anak sendiri. Dampaknya anak-anak akan down. Sering sekali kita yang membully anak kita dengan perkataan yang tidak bagus untuk mereka. Dampaknya mereka akan semakin down dan hilang kepercayaan diri baik di depan orang tua di sendiri, apalagi orang lain. (Sedih banget ya).
Ekpektasi Orang Tua Terlalu Besar
Banyak orang tua memiliki ekpektasi yang besar kepada anak. Kemudian ketika anak tidak berhasil, tanpa berpikir kemudian menyalahi anak. Padahal seharusnya kita bisa memahami kemampuan anak itu berbeda. Jika ini terjadi maka jangan salahkan jika anak-anak tidak memiliki kepercayaan diri.
Seharusnya berikan mereka apresiasi dari hasil usaha mereka. Motivasi mereka untuk berusaha lebih lagi agar hasil lebih maksimal.
Membuka Aib Anak Di Depan Orang Lain
Banyak nih dari kita orang tua kadang tidak menyadari, tidak berpikir sebelum bertindak bahkan tanpa dosa menceritakan aib anak sendiri kepada orang lain. Bahkan di depan mereka. Tahukah hal ini akan membuat anak semakin tidak percaya diri. Sebaiknya tutupi ain mereka dan nasehati anak-anak secara personal (4 mata). Setiap kesalahan tentu akan menjadi pelajaran berharga untuk anak.
Masih banyak penyebab lain yang sering tidak kita sadari. Kita sebagai orang tua yang membuat anak-anak kita tidak memiliki kepercayaan diri, minder dan merasa diri tidak bisa apa-apa.
Lalu jika ini sudah terjadi, kita sebagai orang tua perlu memperbaiki diri, merubah mindset dan perlahan belajar. Tumbuhkan lagi kepercayaan diri anak kita dengan cara memberikan mereka tugas misalnya. Kemudian mengapresiasi apa yang sudah anak kita lakukan. Mendengarkan mereka dan perhatian sederhana lainnya. Hal ini tentu akan membuat kepercayaan diri anak kita perlahan tumbuh lagi.
Selalu minta pertolongan kepada Allah itu adalah kunci. Karena kita yakin kepercayaan diri ini datang dari Allah dan selalu meminta pengawasan kepada Allah. Sekian obrolan Umma tentang Kepercayaan Diri Anak. Semoga bermanfaat ya dan yuk kita diskusi lagi di kolom komentar? Penyebab apalagi ya yang membuat anak kita tidak percaya diri dan apa yang harus kita lakukan agar anak-anak tumbuh percaya diri?
Bener mba, buka aib anak di depan orang lain, walopun mungkin bercanda, tapi bisa banget bikin anak jadi minder. Aku pernah ngalamin pas kecil dulu. Mungkin bercanda aja, tapi sebagai anak, aku pun malu kalo sampe hal begitu disebarin ke orang lain.
BalasHapusApapun yg menurutku ga bagus tapi normal dilakuin orang tua zaman dulu, aku ga mau lakuin ke anak sendiri.
Sekarang ini supaya si adek dan kakak bisa confident depan orang banyak, aku ngelakuin juga hal2 di atas, dan memuji mereka di saat berhasil melakukan sesuatu.
Dengan dipuji aku percaya itu juga boost rasa percaya diri anak.
Menurut saya, ada lagi yakni kurang figur ayah. Ini dari pengalaman, sih.
BalasHapusDuluu aku suka dibanding-bandingkan dengan anak lain, mungkin tujuannya memotivasi ya agar bisa seperti dia, tapi efeknya malah negatif. Terus, suamiku pernah kena bully verbal juga waktu kecil. Jadi kami sepakat untuk parenting dengan cara halus plus demokratis, agar anak tidak kena bully (fiisk maupun verbal) dan tidak merasa kurang pede ke depannya.
BalasHapusMenjadi orang tua memang perlu banyak belajar dan membaca. Belajar dari orang-orang terdahulu bagaimana menyayangi anak dan bagaimana mencintai anak, memperlakukan mereka dengan baik
BalasHapusPaling sering sih liat orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anak yang lainnya. Ternyata sikap ini punya dampak yang buruk ya untuk masa depan anak, salah satunya adalah sulitnya tumbuh rasa percaya diri atau PD.
BalasHapusyang kulihat di sekitarku, kayaknya membanding-bandingkan dan membully anak tuh kayak jadi hal yang dilumrahkan. Padahal, dengan begitu kita malah bikin anak merasa nggak percaya diri kann ya...
BalasHapusdaku pernah mendengar ortu yang kayaknya sih gak sadar dia itu membully anaknya sendiri karena sedang ngoceh sambil marah-marah gitu.
BalasHapusJadi orang tua memang harus siap nih sama keadaan anak. Kudu sabar sesabar²nya, dan jarus bisa jaga hatinya juga, supaya terhindar dari rasa kurang PD. PR juga nih buat aku, huhu..
BalasHapusAku sbg ortu selalu berusaha untuk ga membanding2kan dgn orang lain. Biasanya kalau aku membandingkan anak, aku bandingkan dgn diri dia sendiri yg sebelumnya.
BalasHapusaku termasuk yang gak pedean dulu, karena liat kakak adikku yang selalu "lebih", tanpa orang tuaku membandingkan. sekarang setelah jadi orang tua, hal itu yang pgn aku ilangin, rasa tidak pede karena liat kemampuan saudaranya lebih daripada dia huhu
BalasHapusSemoga kita menjadi ora g tua terbaik untuk anak-anak kita. Walaupun yang namanya manusia pasti ada kekurangan, semoga dimaklumi oleh anak-anak..
BalasHapusNuhuun, Umma..
BalasHapusRasanya aku sejak diingatkan untuk "Omongin kebaikan anak di depan orang lain dan perdengarkan."
Aku jadi punya kebiasaan ini. Tentunya menggunakan bahasa yang santun dan semoga jatuhnya bukan riya atau sombong yaa..