Ilustrasi: Titik Terendah Pengasuhan |
Beberapa waktu lalu, Umma dapat DM dari seorang ummah yang sedang berada di titik terendah pengasuhan. Jujur Umma pun bingung harus memberikan nasehat apa agar si ummah memiliki sedikit pencerahan. Oh ada apa gerangan jika seorang ibu berada di titik terendah pengasuhan.
Kenali Penyebab Kenapa Berada di Titik Terendah Pengasuhan
Banyak hal yang menyebabkan seorang ibu akhirnya berada pada posisi terendah dalam pengasuhan. Ibarat sebuah baterai ada masanya dirinya harus di cas lagi. Jadi menurut Umma sih wajar seorang ibu berada pada titik terendah saat membersamai anak-anak.
Jika itu terjadi yang pertama harus dilakukan adalah menepi sejenak kemudian mulai evaluasi. Apa saja penyebab kita seperti ini? Banyak faktor sebenarnya bisa karena permasalahan rumah tangga, masalah ekonomi, pergaulan anak-anak yang mempengaruhi sikap anak-anak, tekhnologi dan banyak lagi.
Umma yakin setiap ibu tahu penyebab kenapa akhirnya mereka berada di posisi tersebut. Setelah tahu penyebabnya maka berdamailah, terimalah dan kembali berusaha agar tidak lagi berada pada titik terendah.
Segera Cari Solusi
Perlu sekali seorang ibu untuk segera mencari solusi agar permasalahan tersebut tidak berlarut. Apapun typikal kita sebagai seorang ibu (extrovert, introvert, melankolis, baperan dan lainnya), Umma berharap kita bisa berdamai dan tidak baperan. (Ish nasehat buat Umma nih). Berpikirlah realistis dan mulai instrospeksi diri.
Banyak sekali solusi yang bisa kita lakukan agar kita bisa naik level lagi dalam pengasuhan.
Dekatkan diri kepada Allah dan perbanyak zikir (terutama membaca Alquran).
Yup, menurut Umma yang pertama harus kita lakukan adalah semakin mendekatkan diri kepada Allah Taala. Tumpahkan segala keluh kesah kepada Allah jangan disimpan. Luapkan semua emosi hingga lepas.
Jangan lupa perbanyak zikir dan istighfar, terutama membaca Alquran. (Percaya deh sama Umma membaca Alquran membuat kita lebih tenang) . Seperti terdapat dalam Alquran
Allah Ta’ala berfirman,
الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُواْ ÙˆَتَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ Ù‚ُÙ„ُوبُÙ‡ُÙ… بِØ°ِÙƒْرِ اللّÙ‡ِ Ø£َلاَ بِØ°ِÙƒْرِ اللّÙ‡ِ تَØ·ْÙ…َئِÙ†ُّ الْÙ‚ُÙ„ُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah, hati menjadi tenteram.“ (QS. Ar-Ra’du: 28)
Komunikasikan dengan suami, anak dan keluarga
Percayalah pengasuhan itu bukanlah tanggung jawab seorang ibu saja. Tapi tanggung jawab bersama antara istri, suami, anak dan bahkan keluarga. Pengasuhan bukan tentang menjaga anak saja (sandang, pangan dan papan saja) tapi bagaimana anak bisa menjadi sosok yang berkarakter, memiliki prinsip, beradab dan beriman.
Singkatnya parenting itu bicara pola asuh yang memenuhi kebutuhan fisik, emosional dan sosial seorang anak. Jadi saat ummah berada di titik terendah pengasuhan maka komunikasikan dengan semua pihak yang terlibat. Suami, istri, anak, keluarga, sekolah, bahkan masyarakat.
Umma dan anak-anak |
Cari lingkungan yang bisa memotivasi
Kadang banyak orang tua yang abai akan pola asuh (parenting) bukan karena malas tapi karena minim ilmu pengetahuan. Jadi perlu sekali seorang bunda mencari lingkungan yang mendukung penerapan pengasuhan. Misalnya dengan mengikuti komunitas parenting, membaca buku dan mengikuti para ahli di bidang parenting.
Tapi ingat, setiap ilmu yang kita terima perlu kita filter apakah sesuai dengan Qur'an dan Sunnah terlebih dahulu.
Semangat tanpa syarat
Jika solusi telah didapat, jangan stag pada teori. Mulai beraksi dengan berbagai planning, sesuaikan dengan kesukaan para ummah. Bisa membuat list di handphone, di kertas yang ditempel di dinding. Buatlah target dan hal lain. Berikan reward pada bunda yang bisa menjalankan target parenting. Tapi Umma saran bersemangatlah tanpa syarat.
Maksudnya bukan tentang reward ya, tapi bagaimana kita bisa realistis dengan anak-anak kita. Sesuaikan target dengan tingkat usia mereka. Jika mereka keluar dari prilaku yang tidak sesuai standar kita maka jangan langsung menjustifikasi mereka tidak baik tapi biarkan anak-anak berproses.
Anak-anak memiliki fitrah dan fitrah itulah yang mesti dirawat.
Saat Berada di Titik Terendah Pengasuhan: Bangkitlah Meskipun Tertatih
Masya Allah, tentu tidak mudah untuk bisa bangkit secepat kilat. Tapi yakinlah Allah mudahkan. Jangan berlarut dalam kemalasan. Anak kita adalah investasi abadi kita. Jangan malas membersamai mereka.
Wahai Ummah, bangkitlah meskipun tertatih. Karena setiap kita memiliki pola pikir, energi dan permasalahan yang berbeda. Tapi jangan berlarut di titik terendah pengasuhan ya Umma. Naikkan levelnya dan jangan lupa berdoa semoga Allah mudahkan.
Umma berdoa agar semua ibunda di dunia ini Allah mampukan membersamai anak-anak menjadi pribadi yang memiliki tujuan yang sama yaitu surga. Oh ya sahabat Umma, apa yang ummah lakukan jika sedang berada di titik terendah pengasuhan Sharing ya di kolom komentar.
Posting Komentar