Fatherless dalam Islam. Bicara Fatherless tentu tidak sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Karena seorang ayah memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anaknya. Kalaulah sosok ayah sudah hilang maka akan dibawa kemana masa depan anak-anak kita.
Fenomena Fatherless Bukan Ajaran Islam
Fatherless (hilangnya sosok ayah) adalah suatu kondisi di mana tidak adanya figur ayah dalam pola asuh anak. Seseorang anak dapat dikatakan mengalami kondisi fatherless ketika anak tersebut tidak memiliki ayah atau atau tidak memiliki hubungan dekat dengan ayahnya karena situasi dan kondisi tertentu.
Realitanya di Indonesia sendiri ternyata merupakan negara nomer tiga terbesar fatherless. Banyak faktor yang menyebabkan kehilangan sosok ayah dalam pengasuhan bisa karena perceraian, kesibukan, mindset dan faktor budaya.
Bagi sebagian masyarakat memahami bahwa tugas mendidik dan mengasuh itu adalah tugas ibu sementara ayahnya hanya bertugas untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga.
Akhirnya sebagian Ayah abai atas tugasnya sebagai sosok penting pengasuhan anak-anak mereka. Tentu saja ini pemahaman yang salah dan harus segera diluruskan.
Dalam Islam sendiri ayah memiliki peran yang besar dalam pengasuhan anak-anak. Coba kita lihat betapa banyak sekali kesuksesan seorang anak dari sosok ayah yang luar biasa.
Bagaimana sosok Lukmanul Hakim yang mengajarkan tauhid diabadikan dalam Qur'an. Bagaimana nabi Ismail dengan sabar menerima ketentuan Allah yang diamanahkan kepada ayahnya nabi Ibrahim untuk menyembelih dirinya.
Sosok Nabi Yusuf yang sabar hadir dari sosok ayahnya Nabi Ayyub yang penyabar dan masih banyak lagi.
Ini memberikan gambaran pada kita bahwa Fatherless bukanlah ajaran islam, Islam sangat menekankan bahwa Ayah memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anaknya terutama mendidik mereka.
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ” (QS. At- Tahrim: 6)
Sejatinya Ayah adalah sosok kepala rumah tangga yang menjadi teladan bagi anak-anaknya. Mana mungkin sosok ini bisa hilang dalam pengasuhan seorang anak.
Tapi bukan berarti dalam realitanya Fatherless ini tidak ada dalam keluarga muslim. Ini hanya sebuah konsep dan prakteknya banyak sekali kita dapati hal ini.
Tugas kita saat ini jika kita menyadari adalah memperbaiki diri untuk lebih baik sebagai seorang ayah yang bisa menjadi nakhoda membawa keluarga kita menjadi keluarga yang harmonis tanpa fatherless.
Membangun Keluarga Harmonis Tanpa Fatherless
Masya Allah, fatherless sebuah hal yang jangan sampai hadir dalam kehidupan keluarga kita. Karena rumah tangga adalah bahtera besar untuk suami istri meraih pahala.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membangun keluarga yang harmonis tanpa fatherless. Kunci semua itu adalah menjalankan kehidupan ini berdasarkan syariat sesuai Qur'an dan Sunnah.
Berikut cara membangun keluarga harmonis sesuai ajaran Islam:
1. Ikhlaskan pernikahan karena Allah
Rumah tangga bahtera pahala paling besar. Bahkan Rasulullah mengatakan suapan nasi yang kita berikan pada istri bernilai pahala. Berdasarkan hadist Rasulullah dari Saa bin Abi Waqqas
عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ، قَالَ صلى الله عليه وسلم : إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ، إِلا أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى فَمِ امْرَأَتِكَ
“Dan sesungguhnya jika engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu.“
Masya Allah, bagaimana kita akan menyia-nyiakan rumah tangga kita jika setiap yang kita lakukan pada istri dan anak bernilai pahala di sisi Allah.
2. Menjalankan tugas yang diberikan Allah baik suami, istri dan anak
Tentu saja sebagai hamba Allah kita harus mengetahui hak dan kewajiban kita baik sebagai suami, istri dan anak. Jika kita menjalankan hak dan kewajiban dengan benar maka keluarga sakinah mawadah wa Rahmah akan terwujud atas izin Allah.
3. Berdoa kepada Allah agar keluarga kita jadi keluarga bahagia
Ini jangan sampai lepas dari lisan keluarga muslim. Salah satu doa yang banyak dibaca adalah
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Doa ini ada dalam Qur'an Surat Al Furqon 74. Sungguh banyak sekali doa-doa lain yang diajarkan Rasulullah yang bisa kita lantunkan. Karena bagi seorang muslim doa adalah senjata utama dalam kehidupan.
4. Terapkan Islam dalam kehidupan kita
Hidupkan Islam dalam kita menjalani kehidupan kita sehari-hari dalam keluarga. Ayah dan ibu biasakan anak-anak mengamalkan amalan dan adab yang bisa berdampak besar mewujudkan keluarga yang harmonis.
Bisa dimulai dengan mengucapkan salam, menghidupkan majlis ilmu, berpakaian syar'i dan banyak amalan lain yang bisa kita lakukan sehingga menjadi teladan bagi anak-anak.
Itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membangun keluarga kita menjadi keluarga yang harmonis. Keluarga yang semua anggotanya merasakan bahagia. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman dalam QS Ar Rum 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“ Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram padanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. ” [Ar-Ruum/30 : 21]
Kesimpulan
Masya Allah, betapa miris saat ini kita dapati banyak ayah yang tidak memainkan perannya dalam keluarga. Tapi tentu saja hal itu bukan untuk diratapi tapi untuk diubah.
Jika saat ini banyak ayah yang menyadari akan sosoknya kurang hadir di dalam kehidupan anak-anaknya. Mari berubah. Saatnya kita mulai, karena kita sangat sadar ayah adalah kepala rumah tangga dan Islam sangat menekankan peran ayah dalam pengasuhan anak-anaknya.
Kerjasama antara ayah dan ibu adalah kunci utama pengasuhan tersebut sukses. Jika ini sudah diterapkan maka yakinlah keluarga harmonis bisa terwujud atas izin Allah.
Sekian bahasan Umma tentang bahasan berjudul Cara Membangun Keluarga Yang Harmonis Tanpa Fatherless Dalam Islam.
Semoga bermanfaat ya teman-teman dan Umma tunggu cerita teman-teman mengenai cara membangun keluarga yang harmonis tanpa fatherless ya. Terima kasih.
Sesungguhnya jika kita meneladani Al Quran, pasti akan banyak laki-laki berlomba-lomba jadi ayah yang baik seperti Luqman ya mbak
BalasHapusMiris ya ada kondisi fatherless ini apalagi kalau misalnya bukan karena kondisi bercerai. Sudah tentu kalau semua pihak menjalankan tanggung jawabnya ngga akan kejadian fatherless ini..kasihan anak dan juga Ibunya.
BalasHapusMemang bikin miris ya kalau di keluarga itu fatherless. Ayahnya Ada tapi dia nggak menjalankan kewajibannya mendidik anak. Hanya kerja terus pulang kerja ngerasa udah beres aja kewajibannya dan menyerahkan tugas pengasuhan sepenuhnya pada ibunya.
BalasHapusmiris banget ya dengan fakta kalau negara kita itu termasuk urutan ke sekian yang fatherless country itu. padahal dalam Islam juga sudah ada tuntunannya terkait pengasuhan ini yang bisa kita jadikan panutan
BalasHapusBener banget mbaa, frasa al umm madrasatul uula itu sebenernya kata ustadz Salim Al Fillah ada lanjutannya, yaitu wal abu mudiiruha, alias bapaknya itu ya kepala sekolahnya kalo ibu jadi madrasah pertama, jadi butuh peran keduanya
BalasHapusbanyak "anak yatim" karena ayah tdk mengambil peran yg semestinya ya
BalasHapusmenarik bgt ulasannya mba
thanks much
Iya nih, peran ayah sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak. Di sisi lain, fenomena pergaulan bebas menjdikan banyak anak nggak tahu bapaknya, begitupun sebaliknya. Mitis banget, harapannya semoga aja kita semua terldiungi dari hal-hal demikian
BalasHapusSemoga banyak Ayah yang kembali kepada keluarganya.
BalasHapusKalau melihat tipikal keluarga Indonesia yang agamis sekaligus masih menganut adat dan budaya leluhur, mestinya fenomena fatherless ini bisa diatasi dengan beberapa hal yang terpenuhi seperti tingkat status sosial dan ekonomi juga yang utama adalah pengetahuan mengenai suri tauladan yang baik dalam mendidik keluarga, istri dan anak.
Karena semua yang dilakukan saat ini akan dipertanggungjawabkan kelak.
Wallahu'alam bishowab.
Kalau mengikuti adab pendidikan dalam islam nggak ada yg namanya fatherless ya. Malah ruang ayah untuk anak lebih besar untuk anak
BalasHapusMiris juga ya mba saat ini ternyata Indonesia menempati posisi ke 3 yg mengalami fatherless. Mesti banyak digalakkan eduparenting ya sepertinya untuk para ayah.
BalasHapusAyah itu bukan hanya sosok pencari nafkah, tapi juga figur conth bagi anaknya. Harus dekat juga biar jiwa anak bisa terisi oleh kasih sayang Ayah
BalasHapusSedih banget karena fakta fatherless masih sangat umum di Indonesia. Moga para ayah semakin berdaya menjalankan perannya
BalasHapusPeran ayah pada keluarga itu memang teramat penting sampai tidak bisa dikesampingkan, bahkan dalam Al Quran pun lebih banyak dialog antara Lukman dan anaknya (bukan istrinya Lukman). Makasih sudah berbagi tulisan ya, Mbak.
BalasHapus