Sejak kenal Sunnah, satu hal yang perlahan saya tinggalkan adalah mengucapkan dan merayakan ulang tahun. Karena ternyata tidak ada perayaan ulang tahun dalam islam. Bahkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam tidak pernah mencontohkan. Astagfirullah.
Awalnya Berat Menerima
Dasar saya jahil (hihihi) memahami agama dengan dasar akal maka saat tahu ulang tahun tidak ada dalam syariat agama Islam. Masih ngeyel dan mencari banyak dalih pembenaran. Tapi pada akhirnya terpaku dan membisu.
Agama Islam bukan agama akal. Tapi agama langit yang diturunkan Allah. Agama yang berdasarkan nash-nash bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. Tolak ukur kebenaran dalam Islam bukan berdasarkan akal tetapi bersandar kepada dalil-dalil naqli yang ada.
Termasuk dengan ulang tahun. Meskipun hanya sekedar perayaan karena rasa syukur telah diberikan panjang umur dan tidak berlebihan. Sejatinya hal itu tidak dianjurkan dirayakan karena tidak ada tuntunan dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang melakukan amal (ibadah) yang bukan berasal dari (ajaran) kami, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Kita yakin bahwa setiap aktifitas kita sebagai muslim akan dicatat sebagai amal ibadah. Begitu juga dengan ulang tahun atau istilah islaminya disebut maulid atau milad. Apapun itu ulang tahun tidak ada syariatnya dari Rasulullah.
Saya mulai mempelajari dan memahami dengan iman bukan dengan akal. Perlahan dengan banyak menonton dan membaca berbagai penjelasan terkait ini. Saya tidak akan merayakan atau sekedar mengucapkannya lagi.
Ulang Tahun Sama Dengan Tasyabbuh Kepada Orang Kafir
Nah, inilah poin penting yang membuat saya harus meninggalkan kebiasaan buruk ini. Saya tidak ingin tasyabbuh (menyerupai) orang kafir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud no. 4031, hadits shahih).
Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafidzahullahu Ta’ala berkata,
“Sesungguhnya perayaan tersebut (ulang tahun, tahun baru, dan semacamnya) adalah bentuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir, yaitu dari kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan selainnya yang gemar membuat-buat berbagai macam perayaan (‘id) yang tidak disyariatkan. Dan tidak diragukan lagi, bahwa kita diperintahkan untuk meninggalkan tasyabbuh terhadap orang kafir dan memutus berbagai bentuk kaitan tasyabbuh dengan mereka.” (Al-Minzhaar, hal. 19)
Ya Allah betapa diri ini telah mengikuti sebuah tradisi yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Astagfirullah. Dari penjelasan singkat ini saja kita sebenarnya sudah paham bahwa ulang tahun tidak ada dalam ajaran agama kita. Lalu apa yang kita cari dari perayaan ini?
Kesenangan dan kepuasan semu semata! Saya secara pribadi merasakan sendiri yang sejak kecil sering merayakan (orang tua) ulang tahun hingga remaja. Mengundang orang, tepuk tangan, tiup lilin, pesta-pesta kecil, kado dan makan-makan. Astagfirullah sebuah kebiasaan yang dilakukan orang kafir.
Bye-Bye Ulang Tahun dan Semacamnya
Meski telat mengenal Sunnah (umur 29 tahun). Enam bulan sebelum menikah. Saya mulai perlahan meninggalkan ulang tahun terutama merayakannya.
Jika dahulu moment 12.01 setiap tahun di tanggal kelahiran sejak berumur 17 tahun. Saya selalu menunggunya untuk kemudian saya Sholar syukur dan mengutarakan berbagai harapan kepada Allah. Sekarang perlahan saya sudah tidak melakukannya.
Jika ada perayaan ulang tahun, mengundang atau semacamnya saya berusaha menolak. Bahkan saking saya belum mampu menjelaskan kepada keluarga atau teman saya lebih banyak diam dan tidak berkomentar ketika mereka merayakannya.
Kini alhamdulillah perlahan mereka mulai menerima bahwa saya tidak lagi merayakan ulang tahun. Bahkan anak-anak saya dari kecil sudah kami pahamkan bahwa ulang tahun dalam Islam tidak ada.
Meskipun kadang sering juga datang undangan ulang tahun dari keluarga maupun tetangga. Tapi kami bersyukur mereka tidak tertarik mengikutinya.
Ya begitulah, meski di awalnya berat tapi perlahan harus dibiasakan. Agar Sunnah "Ulang Tahun Tidak Ada Dalam Islam" ini bisa ditegakkan. Gnerasi muslim berikutnya bisa membela Islam secara sempurna dan tidak mengikuti kebiasaan orang kafir.
[]
Posting Komentar